In the Soviet Army it takes more courage to retreat than to advance.
-Joseph Stalin

Sabtu, 21 April 2012

Para Penyihir Malam dari Timur

Tulisan ini saya buat dalam rangka memperingati hari kartini, yang mudah-mudahan kisah nyata ini menjadi inspirasi wanita-wanita Indonesia.


Di tengah kegelapan malam musim dingin di Rusia 1942 (Front Timur), beberapa kelompok pesawat biplane terbang mendekati markas tentara Jerman yang menduduki Uni Soviet. Menjelang sasaran pilot mematikan mesin pesawat dan terbang layang untuk meningkatkan efek pendadakan.

Beberapa detik kemudian ledakan pun berdentuman memenuhi markas itu. Pasukan Jerman kecolongan lagi malam itu. Para penjaga pun segera membunyikan sirene tanda serangan udara, dan berlarian ke meriam PSU mereka. Di pengeras suara terdengar pengumuman: Achtung! Achtung! Di frauen sind in der luft ! Bleibt in der zelle wo Sie sind!(Perhatian! Para wanita sedang berada di udara sekarang ! Tetaplah berada di lubang perlindungan Anda!)
Setelah menunaikan tugasnya, pesawat-pesawat itu terbang menanjak meninggakan korbannya. Beberapa pesawat Me-109 yang berpatroli di area itu segera mengejar pesawat biplane yang sudah membuat jengkel itu. Namun pilot pesawat biplane segera melakukan putaran dan terbang rendah di atas pucuk-pucuk pohon. Me-109 yang mencoba mengejar tak bisa berbuat banyak karena kecepatannya lebih tinggi. Akhirnya setelah mencoba beberapa kali, pilot frustrasi dan meninggalkan buruannya .
.- Kesaksian seorang prajurit Jerman tak dikenal yang menjadi tawanan tentara Soviet


Siapakah wanita-wanita pemberani dan nekat itu? Kepiawaian mereka telah memaksa para prajurit Jerman bersembunyi dalam lubang perlindungan serta membuat pilot Luftwaffe yang sudah berpengalaman, pusing dan frustrasi.

Pesawat-pesawat yang melakukan pengeboman itu berasal dari kesatuan Wara (Wanita Udara) Resimen 588 NBAP AU Uni Soviet. Kesatuan ini dijuluki pasukan Jerman sebagai Nachthexen alias Penyihir Malam. Bagaimana para wanita ini bisa terlibat misi yang membahayakan? Bukankah banyak AU tak mengizinkan para wanita bertugas di garis depan? Bagaimana bisa? Berikut kita akan melihat kisah mereka.

Setelah mesin-mesin perang Wehrmacht dan sekutunya menginvasi Uni Soviet lewat Operasi Barbarossa pada 1941, Krasnaya Armiya (Red Army) bertempur mati-matian. Dengan dukungan sepenuhnya dari rakyat Soviet, mereka mempertahankan setiap jengkal tanah Soviet dari serbuan fasis Nazi Jerman.

Pada awalnya Stavka (Shtab Glavnogo/Verkhovgo Komandovaniya, Markas Besar/Komando Tertinggi) tak mengizinkan para wanita bertempur sebagai prajurit. Mereka kebanyakan baru diperbantukan sebagai tenaga medis atau administrasi. Namun setelah ada sejumlah tentara wanita mendaftar sebagai sniper (penembak runduk) dan berhasil mencapai prestasi seperti prajurit pria, wanita pun diizinkan bertempur seperti rekan mereka. Baik di infanteri maupun sebagai tankers (awak tank).Sebagian wanita pun bertempur di unit-unit Partisan.

Beda di darat, di udara lain lagi ceritanya. Di awal perang, Voenno-Vozhduzhnye-Sily (AU Soviet) cukup kelabakan menghadapi kedigdayaan Luftwaffe. Mereka pusing tujuh keliling bagaimana mengatasinya. Marina Raskova, seorang pilot wanita populer sebelum perang di Rusia yang pernah mendapatkan Hero of the Soviet Union sebelum perang,mengusulkan satu solusi untuk membentuk resimen tempur wanita.

Raskova memanfaatkan hubungannya dengan Joseph Stalin, pemimpin Soviet masa itu. Setelah melalui perdebatan sengit di tingkat Stavka, tiga unit resimen penerbang wanita dibentuk, yaitu:

1. Istevitel'nny Aviatsiya Polk (IAP) 586-Resimen Tempur Udara ke-586 dilengkapi pesawat Yak-1 dan kemudian Yak-7, dengan komandan Lidiya Vladimirovna Litviak atau dikenal sebagai the White Rose of Stalingrad,salah satu dari 2 top scoring ace wanita PD 2(satunya lagi adalah Katya Budanova)

2. Bombaradirovshik Aviatsiya Polk (BAP) 587- Resimen Pengebom Siang Hari 587 dilengkapi pesawat Pe-2 Peshka dan Il-2 Shturmovik, dengan komandan Klavdiya Fomicheva.

3. Noch'i Bombaradirovshik Aviatsiya Polk (NBAP) 588-Resimen Pengebom Malam Hari 588 "Penyihir Malam" dilengkapi pesawat kayu Po-2 Kukuruznik, dengan komandan Yevgenia Bereshanskaya.

Setiap resimen terdiri dari tiga skadron udara berkekuatan 10 pesawat dan anggota sebanyak 400 orang. Sewaktu ketiga unit ini dibentuk, ribuan sukarelawan mendaftarkan diri. Tapi hanya 2.000 orang saja yang dipanggil untuk diwawancara. Hal terunik dari resimen wanita ini adalah semua anggotanya wanita. Mulai dari pilot, navigator, mekanik, dan bahkan sampai juru muat persenjataan adalah wanita. VVS sangat ketat melakukan pemisahan antara anggota pria dan wanita.

Pelatihan dilakukan di kota Engelsk dekat Stalingrad. Masa pelatihan dilakukan selama enam bulan, dan setelah itu mereka dapat memulai misi.

Tugas pertama kesatuan NBAP 588 dimulai pada 8 Juni 1942. Tiga pesawat terlibat, targetnya markas divisi Jerman. Tugas ini berlangsung mulus dengan hanya korban satu pesawat. Setelah mereka dibaptis dalam pertempuran pertama itu (baptism by fire), resimen ini memulai tugasnya. Begitu hebatnya, rata-rata mereka melakukan 15-18 misi per malam.




Dapat dikatakan satuan ini melakukan mission impossible. Karena alat yang digunakan adalah pesawat latih biplane Polikarpov Po-2 yang dipaksa jadi bomber jadi-jadian dengan cara memodifikasinya. Pesawat ini mempunyai performance buruk dibanding pesawat biplane Perang Dunia I karena aslinya adalah pesawat latih ringan dan pesawat pertanian untuk sipil. Apalagi dibanding dengan inventaris Luftwaffe yang diisi pesawat canggih pada masanya, jelas tak ada artinya.

Nadia Popova yang pernah melakukan 18 sorti dalam semalam, mengatakan bahwa pertempuran yang mereka lakukan adalah keajaiban. "Adalah mukjizat jika kami tak kehilangan pesawat lagi. Pesawat kami adalah yang terlambat di angkatan udara. Kadang kami pulang dengan badan pesawat berlubang, tapi tetap terbang."

Resimen ini mulai bertempur sejak 1942 sampai akhir perang di Berlin tahun 1945. Mereka beroperasi di Ukraina, Krimea dan Stalingrad. Dalam pertempuran di wilayah Kuban, Krimea, mereka harus berhadapan dengan unit pemburu Jerman yang terbaik Jagdgruppen 52, yang salah satu anggotanya Erich Hartman dengan rekor 352 kills.

Kekurangan peralatan navigasi dan cuaca yang buruk menyebabkan resimen ini tak dapat menimbulkan kerusakan besar di pihak Jerman. Hanya satu misi mereka yang menimbulkan kerugian besar pada 25 Oktober 1942. Saat itu mereka menyerang pangkalan udara Jerman di Armavir dan menghancurkan satu unit depot bahan bakar, enam pengebom Junkers Ju-88 serta Heinkel He-111 dari unit II/Kampfgruppe-51 (unit pengebom ke 51)

Setelah perang, seorang anggota unit Starshiy Leytenant Serafima Amosova-Taranenko, menceritakan pengalamannya kepada penulis Amerika Serikat Anna Noggle. "Di lanud yang sama biasanya ada dua resimen pria dan wanita. Resimen ini mempunyai misi dan perlengkapan yang sama, namun kinerja resimen wanita jauh lebih baik daripada resimen pria pada setiap misi."

Para pilot dan navigator tak dilengkapi parasut sampai tahun 1944. Karena itu jika tertembak mereka akan mendaratkan pesawatnya di daerah yang dikuasai pihak Rusia atau Partizan (istilah Rusia untuk gerilyawan, artinya tak berseragam). Sialnya, ya tewas terpanggang hidup-hidup di pesawat yang terbakar di udara atau tertangkap pasukan Jerman,seperti yang dialami Anna Yegorova. Pesawat mereka mudah sekali terbakar karena terbuat dari kayu.

Setelah pasukan Jerman beberapa kali menembak jatuh pesawat ini dan menemukan awak yang tewas adalah wanita, mereka pun menjuluki satuan ini Nachthexen/Night Witches/Penyihir Malam. Menurut wawancara dengan Oberfeldwebel Alfred Grislawski dari unit III/JagerGruppe 52 (Unit Tempur ke 52), mengatakan bahwa julukan ini dikembangkan oleh para awak unit. Julukan diambil dari dongeng nenek sihir naik sapu terbang di malam hari, sama dengan resimen ini yang naik pesawat kayu di malam hari.

Spesifikasi Polikarpov Po-2

Versi :Latih, pengintaian, serang darat, ambulan,kargo ringan,propaganda,versi sipil untuk pertanian.
Kru :Pilot, gunner/observer
Desain :Nikolai Nikolayevich Polikarpov
Manufaktur :Polikarpov Design Bureau (Industri Negara)
Mesin :Satu 100 hp (74.6 kW) Shvetsov M-11 5-silinder mesin air-cooled radial untuk memutar rotor yang terdiri dari dua bilah baling-baling

Dimensi :Kecepatan maksimum 156 km/jam di atas permukaan laut; ketinggian terbang 4.000 m.
Berat :Berat kosong 635 kg, berat maksimum take-off 890 kg.

Persenjataan :

Maksimum 120 kg, berupa 2 unit bom @ 50kg dan 4 buah RS-82 roket antitank, satu senapan mesin 7.62 mm (0.30 in) ShKAS di kokpit belakang sebagai senjata defensif.

Pemakai(militer) : Uni Soviet,Albania,China,Bulgaria,Hungaria,Nazi Jerman(rampasan),Finlandia(rampasan),Yugoslavia,Mongolia,Romania,Jerman Timur,Korea Utara dan Polandia.


Taktik

Taktik yang sering digunakan adalah yang disebutkan di awal. Yaitu terbang rendah menghindari radar dan mematikan mesin serta terbang layang saat mendekati sasaran. Pesawat ini tak dapat ditangkap radar karena mesinnya menghasilkan panas yang rendah. Selain itu badan pesawat terbuat dari kayu balsa.

Yang paling menjengkelkan para pilot Luftwaffe karena pesawat tempur Jerman seperti Me-109 tak mampu menyergap dan menembak jatuh Po-2. Sebabnya, jika Po-2 dikejar para pilotnya akan memanfaatkan radius putarannya yang jauh lebih kecil dari Me-109 atau Fw-190 dan terbang serendah mungkin(bahkan hingga saking rendahnya sebuah Po-2 tersembunyi oleh semak-semak yang tumbuh lebat). Dalam istilah sekarang dikenal dengan turn right. Kelebihan kedua adalah kecepatan pesawat ini jauh di bawah kecepatan minimun Me-109 atau Fw-190.

Hal ini tentu saja akan menyulitkan pengejarnya karena harus berputar dalam lingkaran besar untuk mendapatkan sudut tembak yang baik dan menembak jatuh musuh. Kejadian ini berulang beberapa kali. Inilah sebab kenapa akhirnya pilot Jerman frustrasi dan membiarkan Po-2 terbang lolos begitu saja. Tak heran bila Luftwaffe menjanjikan tanda jasa Iron Cross bagi pilot yang berhasil menembak jatuh Po-2.

Untuk menghadapi pengeboman malam AU Soviet, Luftwaffe membentuk 10 NachtJadger/Zerstorergruppe I (satuan pemburu malam). Salah satu anggotanya Oberfeldwebel Josef Kociok dengan 21 kills. Pernah dalam satu malam, ia berhasil menghancurkan formasi empat pesawat Po-2 di udara sekaligus. Kemudian hari ia meninggal di wilayah Kerch gara-gara parasutnya gagal terbuka.

Starshiy Leytenant Serafima yang bertugas pada malam itu membuka kesaksian. "Pada malam itu saat kami melaksanakan pengeboman, lampu sorot mencari arah pesawat kami dan segera meriam penangkis udara beraksi disusul sebuah roket suar berwarna hijau ditembakkan ke kami. Sesaat kemudian pesawat Jerman datang membabat begitu kami naik ke udara setelah selesai melakukan pengeboman. Empat pesawat terbakar dan jatuh, tapi kami dapat mendaratkannya."

Setelah selesai mendarat dan melapor, komandan tak mengizinkan mereka untuk terbang lagi. "Asrama kami berupa sekolah yang dilengkapi tempat tidur lipat kayu. Anda dapat membayangkan perasaan kami ketika pulang ke asrama dan menyaksikan delapan tempat tidur terlipat, yang kami ketahui adalah tempat tidur rekan kami yang telah gugur beberapa jam lalu."

Soviet memang kelabakan untuk menaklukan sistem pertahanan udara Jerman yang dibangun terbilang rapat untuk ditembus. Tak heran sistem (hanud) Jerman ini oleh penerbang Rusia dijuluki flak circus (sirkus flak).

Sistem ini bekerja dengan menggabungkan lampu sorot dipandu radar dan kanon Flak 37 mm. Akibatnya di udara akan bertaburan cahaya lampu sorot dan api peluru yang berkilauan seperti kembang api. Namun di sisi lain tampilan ini jadi pemandangan indah bagi pilot Soviet yang melakukan serangan malam, sekalipun efeknya mematikan.

Untuk menghadapinya, para "penyihir" mengembangkan taktik terbang dalam formasi tiga pesawat. Dua pesawat akan terbang terlebih dahulu sebagai umpan ke arah target, sementara di belakangnya ada pesawat ketiga. Jadi begitu kanon penangkis serangan udara terkonsentrasi pada dua pesawat di depan, pesawat ketiga akan menyusup dan melakukan pengeboman. Sekalipun teknik ini berbahaya, menurut Nadya Popova sangat berhasil,meskipun bagi yang menjadi "umpan" perlu mental baja untuk memancing satuan FlaK(Fliegerabwehrkanone,meriam antipesawat) Jerman agar kameradnya selamat.

Hauptman Johanness Steinhooff, Komandan II/JG 52 yang memperoleh penghargaan Oak Leaves untuk 101 kills, menulis, "Kami sangat terkejut ketika mengetahui bahwa musuh kami adalah wanita. Para wanita itu sangat nekat dan tak takut apapun juga. Mereka datang di malam hari dengan pesawat kayu yang terbang pelan, dan selama beberapa waktu tak membiarkan kami tidur lelap."

Namun di samping pengalaman heroik, mereka juga mengalami tekanan fisik yang besar. Starshiy Leytenant Nina Raspopova dalam wawancaranya mengatakan, "Dalam salah satu sorti, meriam PSU menembaki kami dari segala penjuru, dan tiba-tiba merasa pesawat saya tertembak. Saya merasakan sesuatu yang panas di tangan, ternyata saya terluka, silau karena lampu sorot dan ditambah genangan oli yang membanjiri kokpit."

Saya tak dapat menentukan arah karena awan gelap. Saya terbang pulang dengan memperkirakan arah, dan lampu sorot landasan terlihat dari kejauhan sehingga membantu orientasi. Saya terbang layang melintasi sungai dan mendaratkan pesawat di daerah netral dalam kegelapan malam."

Atas prestasinya pada 6 Januari 1943, nama resimen diganti jadi 46 GvNBAP Tamanskiy (Gvardiya Noch'i Bombaradirovshik Aviatsiya Polk, Pengawal Resimen Pengebom Udara Malam).

Resimen ke 588 ini berhasil menggondol tanda jasa 26 Geroina Sovietskogo Soyuza (Heroine Of Uni Sovyet) dan selusin Order of the Red Banner atas keberanian mereka. Seluruh pilot Po-2 total menyelesaikan misi 23.000 sorti dalam berbagai keadaan dan cuaca. Bom yang digunakan mencapai 24.000 ton. Rata-rata pilot Po-2 yang selamat setelah perang mengantongi jam terbang sebanyak 1.000 jam.

Namun di balik kepahlawanan kru udara ini, masih banyak yang tak terungkap. Sebut saja para kru darat wanita yang harus berjuang keras mempersiapkan pesawat di tengah-tengah musim dingin yang keras. Mereka menangani mesin, memperbaiki pesawat, memasang senjata, menurunkan mesin seberat 120 kg, dan memuat bom ke atas pesawat dengan segala kelelahan, stres, gelisah, dan lapar. Semuanya dilakukan selama 24 jam tanpa henti. Itulah perjuangan tanpa pamrih untuk negara.

Setelah perang berakhir, banyak wanita anggota resimen yang masih bekerja sebagai pilot. Diantaranya ada yang jadi pilot uji, namun ada yang kembali ke kehidupan sipil. Nadya Popova dalam salah satu wawancara mengatakan, "Seringkali di malam hari saya menatap ke angkasa dengan mata tertutup sambil membayangkan sewaktu saya masih gadis dan duduk di belakang kemudi bomber dan berpikir, "Nadya,apa yang kau lakukan di darat sekarang?"

Karena semua resimen udara yang beranggotakan wanita menunjukkan kinerja baik, VVS pun tetap mempertahankan pilot tempur wanita untuk berdinas dalam satuannya. Boleh dikata sampai sekarang, mungkin hanya AU Rusia yang mengizinkan korps Wara menerbangkan pesawat tempur. Ini terbukti dalam konflik Ethiopia-Eritrea (1998-2000). Ketika itu seorang pilot wanita Rusia (nickname Bar-Su) yang disewa Ethiopia, dengan Su-27 merontokkan sebuah MiG-29 Eritrea yang diterbangkan pilot sewaan dari Ukraina dalam suatu dog fight.

Sebagai perbandingan, AU Amerika Serikat hanya mengizinkan wanitanya paling banter sebagai navigator di pesawat pengebom B-52. Hanya AL AS yang mengizinkan wanita untuk menjadi navigator di F-14 Tomcat, itupun dilakukan atas desakan gerakan kaum feminis di akhir dekade 90-an.

Polikarpov-2

Pesawat ini mendapat tempat dalam sejarah penerbangan Uni Soviet karena perannya dalam PD II. Sebenarnya seperti apa pesawat yang memusingkan Luftwaffe itu? Dirancang oleh Nikolai N. Polikarpov pada 1927 dengan prototipe U (uchebno, latih)-2TPK, pesawat ini dirancang untuk mudah dirawat. Sayangnya model awal ini mempunyai karakteristik jelek saat terbang. Setelah melewati serangkaian penyempurnaan, Po-2 akhirnya memiliki performa lebih baik dan mudah diterbangkan.

Modifikasi juga dilakukan pada kokpit. Ruang kemudi ini dibuat tandem untuk instruktur dan siswa. Dengan ditenagai mesin radial bertenaga 100 hp, prototipenya terbang pada 7 Januari 1928 dipiloti M.M Gromov. Penerbangan berlangsung sukses. Sejak itulah pesawat diproduksi secara masal pada tahun 1928.

Pada saat perang dimulai, pesawat ini dimodifikasi untuk kebutuhan perang. Ada versi angkut ringan (dilengkapi kabin yang bisa memuat tiga penumpang), ambulan udara, pertanian, latih, serang ringan, intai, bahkan sebagai pesawat propaganda lengkap dengan mikropon dan pengeras suara. Karena keberhasilannya sebagai pesawat serang ringan, Po-2 dijuluki orang Rusia sebagai Shturmovikyusha (si burung penyerang kecil) atau Kukuruznik (pemotong jagung). Oleh orang Jerman dijuluki Naehmaschine (si mesin jahit).

Setelah kematian Polikarpov pada tahun 1944, untuk menghormati perancangnya nama pesawat diganti menjadi Polikarpov-2 disingkat Po-2. Pesawat ini diproduksi sebanyak 33.000 unit, sekalipun ada laporan tak resmi yang menyatakan jumlahnya mencapai 40.000 unit sampai tahun 1959 saat lini produksinya ditutup dan digantikan Antonov An-2 yang karakteristiknya nyaris sama.. Pesawat ini masih dilibatkan dalam perang Korea (1950-1953). Sama seperti menghadapi Jerman, AS dan sekutunya sempat dibuat repot bagaimana menaklukkannya.Bahkan ketika mengerahkan jet sekalipun.
Sumber:
Nightwitches dari Blackcross vs Red Star in Eastern Front 1941-1945
Nightwitches, oleh Paul Wilson
Nightwitches, by Harold Stockton, Dariuusz Tyminski, Christer Bergstorm
Marina Raskova and The Sovyet Women Pilot in World War II, Hargrave, The Pioneers, by russell.naughton@eng.monash.edu .au
Airwar between Ethiopia and Eritrea, 1998-2000, by Jonathan Kyzer and Tom Cooper, Air Combat information Group, acig.org
Seize The Sky
Wikipedia
Special thanks to:Mas Leonid Ilyich Brezhnev(nama samaran)

1 komentar: